November 27, 2011

PEMBESARAN IKAN KAKAP PUTIH DI KERAMBA JARING APUNG


PENDAHULUAN

Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produksi ikan kakap di indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut, dan hanya beberapa saja diantarannya yang telah dihasilkan dari usah pemeliharaan (budidaya). Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya ikan, namun usaha budidaya ikan kakap belum banyak berkembang, sedangkan di beberapa negara seperti: Malaysia, Thailand dan Singapura, usaha budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di laut telah berkembang. Salah satu faktor yang menghambat perkembangan usaha budidaya ikan kakap di indonesia adalah masih sulitnya pengadaan benih secara kontinyu dalam jumlah yang cukup. Selain itu kurangnya keahlian masyarakat dalam budidaya ikan kakap putih. Faktor-faktor pendukung antara lain, ketersediaan lahan yang cukup, kondisi lingkungan perairan yang memadai, serta ketersedian bibit alam

ISI

Saat ini untuk mengembangkan budidaya ikan kakap putih maka dibuat suatu teknologi budidaya ikan kakap putih dalam keramba jaring apung. Kegiatan yang dilakukan adalah pembesaran ikan kakap putih dalam keramba jaring apung. Usaha alternatif pembesaran ikan kakap putih dalam keramba jaring apung sangat potensial untuk dikembangkan karena didukung oleh permintaan pasar yang terus meningkat. Dalam usaha pembesaran kakap putih digunakan teknologi keramba jaring apung (KJA) karena secara umum keramba lebih mudah dalam mengurusnya, produksinya per satuan luas lebih tinggi KJA, dan juga waktu panennya dapat diatur dan ukurannya seragam. Secara umum kegiatan pembesaran ikan kakp putih meliputi pembuatan fisik keramba jarring apung, operasional usaha dan pemasaran. Pembuatan phisik meliputi pembuatan rangka keramba, tubuh jaring dan aksesoris lainya. Oprasional usaha diawali dengan pembentukan tim pengelola. Anggota pengelola diambil dari kelompok masyarakat melalui musyawarah. Beberapa persyaratan teknis yang harus di penuhi untuk lokasi budidaya ikan kakap putih di laut adalah:

  1. Perairan pantai/ laut yang terlindung dari angin dan gelombang
  2. Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter.
  3. Pergerakan air yang cukup baik dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik.
  4. Kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu air 28 ~ 30 0C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
  5. Benih mudah diperoleh.
  6. Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
  7. Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.


Pemeliharaan ikan kakap di laut umumnya dilakukan dalam keramba jarring apung (floating net cage) dengan metoda operasional secara mono kultur. Secara garis besar keramba jaring apung terdiri dari beberapa bagian yaitu:

  1. Jaring yang terbuat dari bahan jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 ~ 1,25”, untuk menjaga jangan sampai ada ikan peliharaan yang keluar. Ukuran jala 3 m x 3 m x 3 m.
  2. Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan. Kerangka terbuat dari bamboo atau kayu dengan ukuran 8 m x 8 m
  3. Pelampung: Pelampung berpungsi untuk mengapungkan seluruh sarana budidaya atau barang lain yang diperlukan untuk kepentingan pengelolaan
  4. Jangkar : Agar seluruh sarana budidaya tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh angin, gelombang digunakan jangkar.
  5. Ukuran benih yang akan dipelihara
  6. Pakan yang digunakan : ikan rucah
  7. Perahu : Jukung
  8. Peralatan lain : ember,serok ikan, keranjang, gunting dll.
Perakitan karamba jaring bisa dilakukan di darat dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kerangka ditempatkan di lokasi budidaya yang telah ditentukan dan agar tetap pada tempatnya (tidak terbawa arus) diberi jangkar sebanyak 4 buah. Jaring apung apa yang telah dibuat berbentuk bujur sangkar pada kerangka rakit dengan cara mengikat keempat sudut kerangka. Untuk membuat jaring agar berbentuk bujur sangkar, maka pada sudut bagian bawah jaring diberi pemberat.

OPERASIONAL BUDIDAYA

1. Metode Pemeliharaan

Benih Kakap Putih dapat diperoleh dari alam atau dari panti benih. Ukuran panjang 2-3 an (30-40 hari) atau ukuran besar 25-30 gram/ekor. Benih berenang cepat/gesit sisik mengkilat tergolong benih yang baik dan sehat. Kepadatan optimal untuk benih berukuran 25-30 gram/ekor adalah 100 ekor/m3. Sedangkan benih berukuran 100-150 gram/ekor. padat tebarnya adalah 40-50 ekor/m3 KJA. Padat penebaran yang ditetapkan adalah 50 ekor/m3 volume air. Pendederan dilakukan setelah benih berumur 30 hari (D-30) dari saat penetasan. Waktu penebaran benih adalah pagi hari atau sore hari. Padat penebaran antara 80-100 ekor/m3 volume air. Masa pemeliharaan pendederan selama 1 - 2 bulan, benih sudah akan mencapai ukuran gelondong. Pemeliharaan selama satu bulan ukuran panjang 2,5 - 3,5 cm, sedangkan pemeliharaan selama 2 bulan 7,5 - 10 cm. Jaring/hapa yang memiliki lubang (mata jaring) kecil. Dengan ukuran kurungan pendederan adalah 2x2x2 m3 atau 3x3x3 m3. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan takaran pakan 8-10% botol total badan perhari. Jenis pakan yang diberikan adalah ikan rucah (trash fish). Konversi pakan yang digunakan adalah 6:1 dalam arti untuk menghasilkan 1 kg daging diperlukan pakan 6 kg. Selama periode pemeliharan yaitu 5-6 bulan, dilakukan pembersihan kotoran yang menempel pada jaring, yang disebabkan oleh teritif, algae, kerangkerangan dll. Penempelan organisme sangat menggangu pertukaran air dan menyebabkan kurungan bertambah berat. Pembersihan kurungan dapat dilakukan dengan cara menyikat atau menyemprot dengan air bertekanan tinggi. Selain pengelolaan terhadap sarana /jaring, pengelolaan terhadap ikan peliharaan juga termasuk kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan. Setiap hari dilakukan pengontrolan terhadap ikan peliharaan secara berkala, guna untuk menghindari sifat kanibalisme atau kerusakan fisik pada ikan. Disamping itu juga untuk menghindari terjadinya pertumbuhan yang tidak seragam karena adanya persaingan dalam mendapatkan makanan. Penggolongan ukuran (grading) harus dilakukan bila dari hasil pengontrolan terlihat ukuran ikan yang tidak seragam. Dalam melakukan pengontrolan, perlu dihindari jangan sampai terjadi stress.

2. Kegiatan Pembesaran

 
Setelah benih berukuran 75 - IO cm, langkah pemeliharaan selanjutnya adalah pemindahan benih ke dalam kurungan pembesaran. Besar Konstruksi kurungan pembesaran yaitu 4x4x3 m3 atau 5x5x3 m3. Bahan kurungan (jaring) dari P€ (polythilene = eks jaring trawl) dengan mesh size 3/4 inchi (D.12 - 16) untuk pembesaran tahap I. dan untuk tahap II dengan mesh size 1.25 inchi (D.I8). Padat penebaran untuk tahap I. yakni bulan I dan II, pada kurungan pembesaran adalah 30-35 ekor gelondong/m3; dan untuk tahap II, yakni bulan III kepadatannya diturunkan menjadi 25-30 ekor gelondong/m3. Usaha pembesaran di perairan atau laut diperlukan waktu sekitar 4-5 bulan. Untuk ukuran konsumsi waktu pemeliharaannya ditambah beberapa bulan dan padat penebarannya diturunkan menjadi 15 - 20 ekor/m3. Untuk mernacu pertumbuhan. perlu diberi tambahan pakan cacahan daging ikan rucah segar dengan dosis 5-10% per hari dari total berat badan ikan.

3. Panen

 
Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat jaring keluar rakit, kemudian dilakukan penyerokan.

(Dyan Iesti Novianty). atau


PENDAHULUAN

Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produksi ikan kakap di indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut, dan hanya beberapa saja diantarannya yang telah dihasilkan dari usah pemeliharaan (budidaya). Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya ikan, namun usaha budidaya ikan kakap belum banyak berkembang, sedangkan di beberapa negara seperti: Malaysia, Thailand dan Singapura, usaha budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di laut telah berkembang. Salah satu faktor yang menghambat perkembangan usaha budidaya ikan kakap di indonesia adalah masih sulitnya pengadaan benih secara kontinyu dalam jumlah yang cukup. Selain itu kurangnya keahlian masyarakat dalam budidaya ikan kakap putih. Faktor-faktor pendukung antara lain, ketersediaan lahan yang cukup, kondisi lingkungan perairan yang memadai, serta ketersedian bibit alam

ISI

Saat ini untuk mengembangkan budidaya ikan kakap putih maka dibuat suatu teknologi budidaya ikan kakap putih dalam keramba jaring apung. Kegiatan yang dilakukan adalah pembesaran ikan kakap putih dalam keramba jaring apung. Usaha alternatif pembesaran ikan kakap putih dalam keramba jaring apung sangat potensial untuk dikembangkan karena didukung oleh permintaan pasar yang terus meningkat. Dalam usaha pembesaran kakap putih digunakan teknologi keramba jaring apung (KJA) karena secara umum keramba lebih mudah dalam mengurusnya, produksinya per satuan luas lebih tinggi KJA, dan juga waktu panennya dapat diatur dan ukurannya seragam. Secara umum kegiatan pembesaran ikan kakp putih meliputi pembuatan fisik keramba jarring apung, operasional usaha dan pemasaran. Pembuatan phisik meliputi pembuatan rangka keramba, tubuh jaring dan aksesoris lainya. Oprasional usaha diawali dengan pembentukan tim pengelola. Anggota pengelola diambil dari kelompok masyarakat melalui musyawarah. Beberapa persyaratan teknis yang harus di penuhi untuk lokasi budidaya ikan kakap putih di laut adalah:

  1. Perairan pantai/ laut yang terlindung dari angin dan gelombang
  2. Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter.
  3. Pergerakan air yang cukup baik dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik.
  4. Kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu air 28 ~ 30 0C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
  5. Benih mudah diperoleh.
  6. Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
  7. Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.


Pemeliharaan ikan kakap di laut umumnya dilakukan dalam keramba jarring apung (floating net cage) dengan metoda operasional secara mono kultur. Secara garis besar keramba jaring apung terdiri dari beberapa bagian yaitu:

  1. Jaring yang terbuat dari bahan jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 ~ 1,25”, untuk menjaga jangan sampai ada ikan peliharaan yang keluar. Ukuran jala 3 m x 3 m x 3 m.
  2. Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan. Kerangka terbuat dari bamboo atau kayu dengan ukuran 8 m x 8 m
  3. Pelampung: Pelampung berpungsi untuk mengapungkan seluruh sarana budidaya atau barang lain yang diperlukan untuk kepentingan pengelolaan
  4. Jangkar : Agar seluruh sarana budidaya tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh angin, gelombang digunakan jangkar.
  5. Ukuran benih yang akan dipelihara
  6. Pakan yang digunakan : ikan rucah
  7. Perahu : Jukung
  8. Peralatan lain : ember,serok ikan, keranjang, gunting dll.
Perakitan karamba jaring bisa dilakukan di darat dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kerangka ditempatkan di lokasi budidaya yang telah ditentukan dan agar tetap pada tempatnya (tidak terbawa arus) diberi jangkar sebanyak 4 buah. Jaring apung apa yang telah dibuat berbentuk bujur sangkar pada kerangka rakit dengan cara mengikat keempat sudut kerangka. Untuk membuat jaring agar berbentuk bujur sangkar, maka pada sudut bagian bawah jaring diberi pemberat.

OPERASIONAL BUDIDAYA

1. Metode Pemeliharaan

Benih Kakap Putih dapat diperoleh dari alam atau dari panti benih. Ukuran panjang 2-3 an (30-40 hari) atau ukuran besar 25-30 gram/ekor. Benih berenang cepat/gesit sisik mengkilat tergolong benih yang baik dan sehat. Kepadatan optimal untuk benih berukuran 25-30 gram/ekor adalah 100 ekor/m3. Sedangkan benih berukuran 100-150 gram/ekor. padat tebarnya adalah 40-50 ekor/m3 KJA. Padat penebaran yang ditetapkan adalah 50 ekor/m3 volume air. Pendederan dilakukan setelah benih berumur 30 hari (D-30) dari saat penetasan. Waktu penebaran benih adalah pagi hari atau sore hari. Padat penebaran antara 80-100 ekor/m3 volume air. Masa pemeliharaan pendederan selama 1 - 2 bulan, benih sudah akan mencapai ukuran gelondong. Pemeliharaan selama satu bulan ukuran panjang 2,5 - 3,5 cm, sedangkan pemeliharaan selama 2 bulan 7,5 - 10 cm. Jaring/hapa yang memiliki lubang (mata jaring) kecil. Dengan ukuran kurungan pendederan adalah 2x2x2 m3 atau 3x3x3 m3. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dengan takaran pakan 8-10% botol total badan perhari. Jenis pakan yang diberikan adalah ikan rucah (trash fish). Konversi pakan yang digunakan adalah 6:1 dalam arti untuk menghasilkan 1 kg daging diperlukan pakan 6 kg. Selama periode pemeliharan yaitu 5-6 bulan, dilakukan pembersihan kotoran yang menempel pada jaring, yang disebabkan oleh teritif, algae, kerangkerangan dll. Penempelan organisme sangat menggangu pertukaran air dan menyebabkan kurungan bertambah berat. Pembersihan kurungan dapat dilakukan dengan cara menyikat atau menyemprot dengan air bertekanan tinggi. Selain pengelolaan terhadap sarana /jaring, pengelolaan terhadap ikan peliharaan juga termasuk kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan. Setiap hari dilakukan pengontrolan terhadap ikan peliharaan secara berkala, guna untuk menghindari sifat kanibalisme atau kerusakan fisik pada ikan. Disamping itu juga untuk menghindari terjadinya pertumbuhan yang tidak seragam karena adanya persaingan dalam mendapatkan makanan. Penggolongan ukuran (grading) harus dilakukan bila dari hasil pengontrolan terlihat ukuran ikan yang tidak seragam. Dalam melakukan pengontrolan, perlu dihindari jangan sampai terjadi stress.

2. Kegiatan Pembesaran

 
Setelah benih berukuran 75 - IO cm, langkah pemeliharaan selanjutnya adalah pemindahan benih ke dalam kurungan pembesaran. Besar Konstruksi kurungan pembesaran yaitu 4x4x3 m3 atau 5x5x3 m3. Bahan kurungan (jaring) dari P€ (polythilene = eks jaring trawl) dengan mesh size 3/4 inchi (D.12 - 16) untuk pembesaran tahap I. dan untuk tahap II dengan mesh size 1.25 inchi (D.I8). Padat penebaran untuk tahap I. yakni bulan I dan II, pada kurungan pembesaran adalah 30-35 ekor gelondong/m3; dan untuk tahap II, yakni bulan III kepadatannya diturunkan menjadi 25-30 ekor gelondong/m3. Usaha pembesaran di perairan atau laut diperlukan waktu sekitar 4-5 bulan. Untuk ukuran konsumsi waktu pemeliharaannya ditambah beberapa bulan dan padat penebarannya diturunkan menjadi 15 - 20 ekor/m3. Untuk mernacu pertumbuhan. perlu diberi tambahan pakan cacahan daging ikan rucah segar dengan dosis 5-10% per hari dari total berat badan ikan.

3. Panen

 
Pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat jaring keluar rakit, kemudian dilakukan penyerokan.

(Dyan Iesti Novianty).

PEMBENIHAN IKAN LELE

1. PENDAHULUAN

Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar. Lele merupakan jenis ikan air tawar. Habitatnya di sungai dengan arus air perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah tergenang air. Karena termasuk hewan nocturnal, lele lebih aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Di siang hari, lele lebih banyak berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim hujan. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah antara lain : ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka). Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan memijah pada musim penghujan. Ikan lele banyak diminati masyarakat sebagai bahan makanan. Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele. Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:

  • Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
  • Clarias teysmani, dikenal sebagai ikan lele kembang (Jawa Barat), Kalng Putih (Padang).
  • Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
  • Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
  • Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (kalimantan Timur)
  • Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo.

2. DESKRIPSI KARAKTERISTIK IKAN LELE

2.1 Klasifikasi

Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Anak Kelas : Telestei
Bangsa : Ostariophysi
Anak Bangsa : Siluridae
Suku : Claridae
Marga : Clarias
Species : Clarias gariepinus


2.2 Pengenalan Jenis

Lele adalah ikan air tawar yang paling populer sebagai ikan budidaya. Di beberapa daerah, ikan lele dikenal dengan nama lele, lindi di Jawa Tengah, ikan kalang di Sumatera dan ikan keling di Sulawesi. Lele memiliki nama ilmiah Clarias batrachus, termasuk keluarga Claridae dan marganya Clarias. Badan lele berbentuk memanjang dengan kepala pipih di bawah (depresed). Mulut berada di ujung/terminal dengan sepasang sungut, nasal, rahang atas, rahang bawah dan mental. Sirip ekor membundar tidak bergabung dengan sirip anal. Sirip perut juga membundar. Lele mempunyai senjata yang sangat ampuh dan berbisa berupa sepasang patil berada di sebelah depan sirip dada. Selain sebagai senjata, patil ini juga bisa dipergunakan ikan lele untuk melompat dari kolam atau berjalan di atas tanah. Oleh karena itu, lele mempunyai predikat tambahan sebagai walking catfish. Lele yang dikenal di masyarakat ada 3 macam yaitu hitam, putih dan belang. Ikan lele hitam biasanya dipelihara di kolam untuk dijadikan ikan konsumsi, sedangkan ikan lele belang dan putih lebih banyak untuk ikan pajangan atau hiasan. Ikan lele merupakan ikan yang mendiami rawa dan sungai. Lele dapat hidup dalam lumpur atau dalam perairan yang lembab karena mempunyai alat pernapasan tambahan yang terdapat dalam rongga insang.

2.3 Kebiasaan makan


Benih ikan lele menyukai jasad renik seperti protozoa, crustacea, rotifera, dan fitoplankton. Setelah dewasa ikan lele lebih menyukai larva insekta, udang, cacing, ikan, bahan organik/detritus yang berada di dasar kolam. Selain itu ikan lele juga mau memakan jasad hewan yang membusuk. Oleh karenanya ikan lele disebut sebagai scavanger atau pemakai bangkai. Binatang ini hidup di alam sebagai binatang yang aktif mencari pakan pada malam hari. Namun di kolam, ikan lele bisa dilatih untuk aktif pada siang hari. Lele tergolong ikan pemakan segala (omnivora) tetapi lebih menyukai pakan yang berasal dari hewan.

2.4 Kebiasaan Berkembang Biak


Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Namun, ada pendapat bahwa ikan berpatil ini memijah pada sepanjang musim atau sepanjang tahun, dengan terlebih dahulu membuat lubang datar dengan kedalaman 20 cm dan diameter 25 cm. Telur dikeluarkan dalam lubang melekat pada rumput dan tanah. Telur berbentuk bulat, bewarna kecoklatan dengan diameter 1,3 - 1,6 mm. Dalam jangka 20 jam, telur akan menetas pada suhu
25 - 32º C. Induk jantan menjaga sarang dengan mengipaskan sirip ekornya untuk menambah kandungan oksigen.

3. TEKNIK PEMBENIHAN


3.1 Pemilihan Induk

 
Dalam membedakan ikan lele jantan dan betina dan memilih induk yang produktif membutuhkan suatu keahlian khusus. Induk jantan mempunyai ciri-ciri kepala yang relatif kecil, warna kulit dada agak tua, urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus dan warna kemerahan. Sedangkan induk betina mempunyai kepala yang relatif cukup besar, warna kulit dada agak terang, urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval, bewarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus. Ciri-ciri induk yang berkualitas pada induk betina perutnya yang mengembang dan terasa lembek bila diraba, sehat dan tidak dalam keadaan luka, berat badan sekitar 150-200 g/ekor, panjang total mencapai 20 cm lebih, induk telah mencapai umur 1 tahun. Pada induk jantan perutnya langsing, sehat dan tidak dalam keadaan luka, berat badan sekitar 150-200 g/ekor, panjang total mencapai 20 cm lebih, induk telah mencapai umur 1 tahun, Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat makanannya harus mengandung cukup protein. Indukan lele siap memijah jika mulai berpasang-pasangan dan berkejar-kejaran.

3.2 Pematangan Gonad dan Pemijahan

 
Untuk memijahkan ikan lele dapat mempergunakan kolam yang luas maupun kolam sempit. Pada prinsipnya ada dua cara untuk memijahkan ikan lele, yaitu pemijahan sistem massal dan sistem berpasangan. Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 - 200 m2 dengan kepadatan 2 - 4 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 persen/hari dari berat tubuhnya. 


3.2.1 Pemijahan sistem massal


Pemijahan sistem massal adalah suatu cara pemijahan yang menempatkan beberapa pasang induk jantan dan betina yang matang kelaminnya ke dalam kolam pemijahan yang telah dilengkapi dengan sarang peneluran pada bagian pinggirnya. Jumlah induk jantan dan betina disesuaikan dengan jumlah sarang. Pemijahan dengan cara ini mengandalkan birahi induk jantan dan seleranya untuk mengajak salah seekor induk betina untuk melanjutkan keturunan. Makin perkasa induk jantan, sistem massal ini akan memberikan hasil yang baik. Namun, tanpa adanya partisipasi dari induk betina tentunya hasil benih pun kurang begitu memuaskan. Pada pemijahan massal ini setelah tujuh hari induk jantan dan betina yang terpilih dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Pada kolam dengan dua kedalaman, pemasukan induk lele di kolam pemeliharaan induk dilakukan empat hari kemudian. Bersamaan pemasukan induk, pemasukan air ditambah sehingga mencapai ketinggian 10-15 cm di atas dasar sarang peneluran. Induk-induk jantan akan mulai mengajak berkencan induk betina setelah menemukan tempat yang strategis, yaitu rumah petak di pinggir pematang.

Selama sepuluh hari dirawat dan diberi pakan yang cukup mengandung protein tinggi sebanyak 5-10% berat total ikan. Setiap hari pakan diberikan dua kali sehari pagi dan sore hari. Setelah itu, induk diharapkan memijah dalam sarang peneluran. Sepuluh hari kemudian air kembali disurutkan untuk memberikan rangsangan dan rawatan bagi induk lele. Begitu seterusnya hingga dua bulan. Selanjutnya air dikolam induk dikoras total. Pengurasan total dimaksudkan untuk menjaga kualitas air, memperbaiki dasar kolam dan untuk menyeleksi induk-induk yang masih bisa digunakan serta mengganti induk yang diafkir.

3.2.2 Pemijahan Sistem Pasangan

 
Sebarkan 1 pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00-16.00. Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik dan akan bertelur terus sampai umur lima tahun.

3.2.3. Pemijahan Buatan


Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipofisa berasal dari kelenjar hipofisa, yaitu hormon gonadotropin yang fungsinya memacu kematangan telur dan sperma. Setelah 12 jam, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).

3.3 Penetasan



  • Menyiapkan bak penetasan telur, bersihkan terlebih dahulu bak-bak dengan permangkanat.
  • Isi air penetasan setinggi 40 cm, pindahkan / angkat kakaban masukan kedalam bak yang sudah disiapkan.
  • Amati telur-telur tersebut setelah 24 jam dan telur-telur tersebut mulai menetas. Telur yang baik akan menetas sampai 35 jam. Anak ikan yang keluar dari telur masih sangat kecil dan lemah. Badan transparan dan kalau dilihat dengan microskop akan terlihat masih mengandung kuning telur. Telur-telur yang tidak terbuahi berwarna kuning susu dan tidak akan menetas serta akan membusuk. Telur-telur yang terbuahi terlihat kuning transparan dan akan menetas setelah 34 jam sampai dengan 48 jam dikeluarkan oleh induk.

3.4 Perawatan Benih

 
3.4.1 Pemijahan massal

 
Benih diambil dengan piring plastik dan sebagian airnya diikutsertakan. Untuk memudahkan pengambilan benih, biasanya lubang sarang terlebih dahulu ditutup dengan enceng gondok. Air dikuras sebagian, kemudian benih diambil bersama-sama dengan sisa air. Pengambilan benih dengan mengikutsertakan sebagian air dimaksudkan untuk menjaga benih jangan sampai terluka. Benih kemudian dipindahkan ke dalam bak perawatan benih tersendiri berukuran 1m x 1m dengan tinggi 0,25 m dan ketinggian airnya 10-15 cm atau kolam yang berbentuk lingkaran dengan diameter 1 m. Pemberian makanan bisa diberikan ritifera dan zooplankton. Pada tahap pertama diberikan setelah 3-5 hari setelah dipindahkan. Memasuki hari yang keenam bisa diberikan kutu air disaring. Setelah 14 hari bisa diberikan kutu air tanpa disaring dan cacing sutra atau jentik-jentik nyamuk.

3.4.2 Pemijahan Berpasangan

 
Benih yang baru menetas belum membutuhkan pakan dari luar karena masih mengisap kuning telur atau yolk sack yang terdapat dalam badannya. Pada hari keempat benih sudah diberi pakan zooplankton/rotifera yang sesuai dengan lebar mulutnya dan alat-alat pencernaan yang masih lemah dalam tubuhnya. Setelah berumur 6 hari benih sudah bisa diberi pakan kutu air yang disaring. Hingga hari yang keempat belas, barulah benih ikan lele bisa diberikan pakan kutu air yang tidak disaring. Dengan perawatan yang intensif dapat diperoleh benih sebanyak 1.000-5.000 ekor benih berumur satu bulan dengan ukuran 3-5 cm.

3.5 Panen


Pengepakan dan Pengangkutan Benih
Cara tertutup jika jarak kolam pembenihan dengan kolam pemeliharaan cukup jauh dan cara terbuka jika 

jarak kolam tidak jauh
 

a. Cara tertutup 

Kantong Plastik yang kuat diisi air bersih dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara dalam plastik dikeluarkan. Oksigen dari tabung dimasukkan ke dalam air sampai volume udara dalam plastik 1/3 – ¼ bagian. Ujung plastik segera diikat rapat. Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam kardus atau peti supaya tidak mudah pecah. 


b. Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu jauh 



  1. Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk pengangkutan lebih dari lima jam).
  2. Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Jumlahnya tergantung ukurannya. Benih ukuran 10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap empat jam, seluruh air diganti (di tempat yang teduh).
Lele sudah bisa dipanen setelah berumur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki tetap saja bisa dipanen sewaktu-waktu. Berat rata-rata lele yang siap dipanen sekitar 200 gram per ekor. Lele dumbo bisa dipanen setelah berumur 3-4 bulan yang beratnya sudah mencapai 200-300 gram per ekor. Bila dibiarkan 5-6 bulan lagi, lele dumbo akan mencapai berat 1-2 kg per ekor dengan panjang 60-70 cm. Pemanenan sebaiknya pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan. Bila ingin dipanen seluruh lele, kolam dikeringkan sebagian sebelum ikan ditangkap menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau dengan jaring. Bila lele ingin dipancing, biarkan lele lapar lebih dahulu. Bila menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberikan pakan sehingga lele mudah ditangkap. Setelah dipanen, biarkan selama 1-2 hari di dalam tong atau bak tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang. Lele ditimbang dalam waktu singkat dan cukup sekali.
atau

1. PENDAHULUAN

Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar. Lele merupakan jenis ikan air tawar. Habitatnya di sungai dengan arus air perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah tergenang air. Karena termasuk hewan nocturnal, lele lebih aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Di siang hari, lele lebih banyak berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim hujan. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah antara lain : ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka). Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan memijah pada musim penghujan. Ikan lele banyak diminati masyarakat sebagai bahan makanan. Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele. Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:

  • Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
  • Clarias teysmani, dikenal sebagai ikan lele kembang (Jawa Barat), Kalng Putih (Padang).
  • Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
  • Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
  • Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (kalimantan Timur)
  • Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo.

2. DESKRIPSI KARAKTERISTIK IKAN LELE

2.1 Klasifikasi

Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Anak Kelas : Telestei
Bangsa : Ostariophysi
Anak Bangsa : Siluridae
Suku : Claridae
Marga : Clarias
Species : Clarias gariepinus


2.2 Pengenalan Jenis

Lele adalah ikan air tawar yang paling populer sebagai ikan budidaya. Di beberapa daerah, ikan lele dikenal dengan nama lele, lindi di Jawa Tengah, ikan kalang di Sumatera dan ikan keling di Sulawesi. Lele memiliki nama ilmiah Clarias batrachus, termasuk keluarga Claridae dan marganya Clarias. Badan lele berbentuk memanjang dengan kepala pipih di bawah (depresed). Mulut berada di ujung/terminal dengan sepasang sungut, nasal, rahang atas, rahang bawah dan mental. Sirip ekor membundar tidak bergabung dengan sirip anal. Sirip perut juga membundar. Lele mempunyai senjata yang sangat ampuh dan berbisa berupa sepasang patil berada di sebelah depan sirip dada. Selain sebagai senjata, patil ini juga bisa dipergunakan ikan lele untuk melompat dari kolam atau berjalan di atas tanah. Oleh karena itu, lele mempunyai predikat tambahan sebagai walking catfish. Lele yang dikenal di masyarakat ada 3 macam yaitu hitam, putih dan belang. Ikan lele hitam biasanya dipelihara di kolam untuk dijadikan ikan konsumsi, sedangkan ikan lele belang dan putih lebih banyak untuk ikan pajangan atau hiasan. Ikan lele merupakan ikan yang mendiami rawa dan sungai. Lele dapat hidup dalam lumpur atau dalam perairan yang lembab karena mempunyai alat pernapasan tambahan yang terdapat dalam rongga insang.

2.3 Kebiasaan makan


Benih ikan lele menyukai jasad renik seperti protozoa, crustacea, rotifera, dan fitoplankton. Setelah dewasa ikan lele lebih menyukai larva insekta, udang, cacing, ikan, bahan organik/detritus yang berada di dasar kolam. Selain itu ikan lele juga mau memakan jasad hewan yang membusuk. Oleh karenanya ikan lele disebut sebagai scavanger atau pemakai bangkai. Binatang ini hidup di alam sebagai binatang yang aktif mencari pakan pada malam hari. Namun di kolam, ikan lele bisa dilatih untuk aktif pada siang hari. Lele tergolong ikan pemakan segala (omnivora) tetapi lebih menyukai pakan yang berasal dari hewan.

2.4 Kebiasaan Berkembang Biak


Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Namun, ada pendapat bahwa ikan berpatil ini memijah pada sepanjang musim atau sepanjang tahun, dengan terlebih dahulu membuat lubang datar dengan kedalaman 20 cm dan diameter 25 cm. Telur dikeluarkan dalam lubang melekat pada rumput dan tanah. Telur berbentuk bulat, bewarna kecoklatan dengan diameter 1,3 - 1,6 mm. Dalam jangka 20 jam, telur akan menetas pada suhu
25 - 32º C. Induk jantan menjaga sarang dengan mengipaskan sirip ekornya untuk menambah kandungan oksigen.

3. TEKNIK PEMBENIHAN


3.1 Pemilihan Induk

 
Dalam membedakan ikan lele jantan dan betina dan memilih induk yang produktif membutuhkan suatu keahlian khusus. Induk jantan mempunyai ciri-ciri kepala yang relatif kecil, warna kulit dada agak tua, urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus dan warna kemerahan. Sedangkan induk betina mempunyai kepala yang relatif cukup besar, warna kulit dada agak terang, urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval, bewarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus. Ciri-ciri induk yang berkualitas pada induk betina perutnya yang mengembang dan terasa lembek bila diraba, sehat dan tidak dalam keadaan luka, berat badan sekitar 150-200 g/ekor, panjang total mencapai 20 cm lebih, induk telah mencapai umur 1 tahun. Pada induk jantan perutnya langsing, sehat dan tidak dalam keadaan luka, berat badan sekitar 150-200 g/ekor, panjang total mencapai 20 cm lebih, induk telah mencapai umur 1 tahun, Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat makanannya harus mengandung cukup protein. Indukan lele siap memijah jika mulai berpasang-pasangan dan berkejar-kejaran.

3.2 Pematangan Gonad dan Pemijahan

 
Untuk memijahkan ikan lele dapat mempergunakan kolam yang luas maupun kolam sempit. Pada prinsipnya ada dua cara untuk memijahkan ikan lele, yaitu pemijahan sistem massal dan sistem berpasangan. Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 - 200 m2 dengan kepadatan 2 - 4 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 persen/hari dari berat tubuhnya. 


3.2.1 Pemijahan sistem massal


Pemijahan sistem massal adalah suatu cara pemijahan yang menempatkan beberapa pasang induk jantan dan betina yang matang kelaminnya ke dalam kolam pemijahan yang telah dilengkapi dengan sarang peneluran pada bagian pinggirnya. Jumlah induk jantan dan betina disesuaikan dengan jumlah sarang. Pemijahan dengan cara ini mengandalkan birahi induk jantan dan seleranya untuk mengajak salah seekor induk betina untuk melanjutkan keturunan. Makin perkasa induk jantan, sistem massal ini akan memberikan hasil yang baik. Namun, tanpa adanya partisipasi dari induk betina tentunya hasil benih pun kurang begitu memuaskan. Pada pemijahan massal ini setelah tujuh hari induk jantan dan betina yang terpilih dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Pada kolam dengan dua kedalaman, pemasukan induk lele di kolam pemeliharaan induk dilakukan empat hari kemudian. Bersamaan pemasukan induk, pemasukan air ditambah sehingga mencapai ketinggian 10-15 cm di atas dasar sarang peneluran. Induk-induk jantan akan mulai mengajak berkencan induk betina setelah menemukan tempat yang strategis, yaitu rumah petak di pinggir pematang.

Selama sepuluh hari dirawat dan diberi pakan yang cukup mengandung protein tinggi sebanyak 5-10% berat total ikan. Setiap hari pakan diberikan dua kali sehari pagi dan sore hari. Setelah itu, induk diharapkan memijah dalam sarang peneluran. Sepuluh hari kemudian air kembali disurutkan untuk memberikan rangsangan dan rawatan bagi induk lele. Begitu seterusnya hingga dua bulan. Selanjutnya air dikolam induk dikoras total. Pengurasan total dimaksudkan untuk menjaga kualitas air, memperbaiki dasar kolam dan untuk menyeleksi induk-induk yang masih bisa digunakan serta mengganti induk yang diafkir.

3.2.2 Pemijahan Sistem Pasangan

 
Sebarkan 1 pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi air setinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukan pada jam 14.00-16.00. Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik dan akan bertelur terus sampai umur lima tahun.

3.2.3. Pemijahan Buatan


Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipofisa berasal dari kelenjar hipofisa, yaitu hormon gonadotropin yang fungsinya memacu kematangan telur dan sperma. Setelah 12 jam, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).

3.3 Penetasan



  • Menyiapkan bak penetasan telur, bersihkan terlebih dahulu bak-bak dengan permangkanat.
  • Isi air penetasan setinggi 40 cm, pindahkan / angkat kakaban masukan kedalam bak yang sudah disiapkan.
  • Amati telur-telur tersebut setelah 24 jam dan telur-telur tersebut mulai menetas. Telur yang baik akan menetas sampai 35 jam. Anak ikan yang keluar dari telur masih sangat kecil dan lemah. Badan transparan dan kalau dilihat dengan microskop akan terlihat masih mengandung kuning telur. Telur-telur yang tidak terbuahi berwarna kuning susu dan tidak akan menetas serta akan membusuk. Telur-telur yang terbuahi terlihat kuning transparan dan akan menetas setelah 34 jam sampai dengan 48 jam dikeluarkan oleh induk.

3.4 Perawatan Benih

 
3.4.1 Pemijahan massal

 
Benih diambil dengan piring plastik dan sebagian airnya diikutsertakan. Untuk memudahkan pengambilan benih, biasanya lubang sarang terlebih dahulu ditutup dengan enceng gondok. Air dikuras sebagian, kemudian benih diambil bersama-sama dengan sisa air. Pengambilan benih dengan mengikutsertakan sebagian air dimaksudkan untuk menjaga benih jangan sampai terluka. Benih kemudian dipindahkan ke dalam bak perawatan benih tersendiri berukuran 1m x 1m dengan tinggi 0,25 m dan ketinggian airnya 10-15 cm atau kolam yang berbentuk lingkaran dengan diameter 1 m. Pemberian makanan bisa diberikan ritifera dan zooplankton. Pada tahap pertama diberikan setelah 3-5 hari setelah dipindahkan. Memasuki hari yang keenam bisa diberikan kutu air disaring. Setelah 14 hari bisa diberikan kutu air tanpa disaring dan cacing sutra atau jentik-jentik nyamuk.

3.4.2 Pemijahan Berpasangan

 
Benih yang baru menetas belum membutuhkan pakan dari luar karena masih mengisap kuning telur atau yolk sack yang terdapat dalam badannya. Pada hari keempat benih sudah diberi pakan zooplankton/rotifera yang sesuai dengan lebar mulutnya dan alat-alat pencernaan yang masih lemah dalam tubuhnya. Setelah berumur 6 hari benih sudah bisa diberi pakan kutu air yang disaring. Hingga hari yang keempat belas, barulah benih ikan lele bisa diberikan pakan kutu air yang tidak disaring. Dengan perawatan yang intensif dapat diperoleh benih sebanyak 1.000-5.000 ekor benih berumur satu bulan dengan ukuran 3-5 cm.

3.5 Panen


Pengepakan dan Pengangkutan Benih
Cara tertutup jika jarak kolam pembenihan dengan kolam pemeliharaan cukup jauh dan cara terbuka jika 

jarak kolam tidak jauh
 

a. Cara tertutup 

Kantong Plastik yang kuat diisi air bersih dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara dalam plastik dikeluarkan. Oksigen dari tabung dimasukkan ke dalam air sampai volume udara dalam plastik 1/3 – ¼ bagian. Ujung plastik segera diikat rapat. Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam kardus atau peti supaya tidak mudah pecah. 


b. Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu jauh 



  1. Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk pengangkutan lebih dari lima jam).
  2. Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Jumlahnya tergantung ukurannya. Benih ukuran 10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap empat jam, seluruh air diganti (di tempat yang teduh).
Lele sudah bisa dipanen setelah berumur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki tetap saja bisa dipanen sewaktu-waktu. Berat rata-rata lele yang siap dipanen sekitar 200 gram per ekor. Lele dumbo bisa dipanen setelah berumur 3-4 bulan yang beratnya sudah mencapai 200-300 gram per ekor. Bila dibiarkan 5-6 bulan lagi, lele dumbo akan mencapai berat 1-2 kg per ekor dengan panjang 60-70 cm. Pemanenan sebaiknya pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan. Bila ingin dipanen seluruh lele, kolam dikeringkan sebagian sebelum ikan ditangkap menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau dengan jaring. Bila lele ingin dipancing, biarkan lele lapar lebih dahulu. Bila menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberikan pakan sehingga lele mudah ditangkap. Setelah dipanen, biarkan selama 1-2 hari di dalam tong atau bak tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang. Lele ditimbang dalam waktu singkat dan cukup sekali.

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PADA KOLAM TERPAL

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah jenis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1985. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena ikan lele dumbo dapat dibudidayakan pada lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar yang tinggi, modal usahanya relatif rendah karena dapat menggunakan sumber daya yang tersedia, teknologi budidayanya cepat dikuasai masyarakat dan banyak disukai konsumen (Sunarma,2004). berikut ini adalah dokumentasi budidaya ikana lele dumbo (Clarias gariepinus) dalam kolam terpal.
atau

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah jenis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1985. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena ikan lele dumbo dapat dibudidayakan pada lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar yang tinggi, modal usahanya relatif rendah karena dapat menggunakan sumber daya yang tersedia, teknologi budidayanya cepat dikuasai masyarakat dan banyak disukai konsumen (Sunarma,2004). berikut ini adalah dokumentasi budidaya ikana lele dumbo (Clarias gariepinus) dalam kolam terpal.

November 5, 2011

KEUNIKAN KAPAL-KAPAL YANG BEROPERASI DI PENGAMBENGAN

Keunikan kapal yang berada di pengambengan ada dua yaitu keunikan model dan keunikan nama. Kapal yang berada di pengambengan merupakan kapal yang beroperasi di wilayah selat bali. Kapal di pengambengan dioperasikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine atau oleh masyarakat biasa disebut dengan slerek. Jika dilihat dari bentuknya maka sekilas kapal-kapal pengambengan adalah kapal tradisional, detailnya kapal tidak memeliki rumah/bangunan rumah, mesin masih menggunakan mesin tempel (bukan mesin dalam). tetapi jika dilihat dari ukuranya yang besarnya mencapai 30 GT maka kapal di penambengan tidak bisa dikategorikan sebagai kapal tradisional lagi.

Gambar 1. Model kapal yang beroperasi di Pengambengan

Keunikan kapal-kapal yang berada di pengambengan lainya ada pada nama kapal. Kapal yang ada di pelabuhan pengambengan mayoritas adalah kapal purse seine yang di operasikan dengan dua kapal (berpasangan) sehingga hanya memiliki satu Surat Izin Usaha Perikanan. Nama-nama kapal tidak ditulis di lambung kanan atau kiri kapal, sehingga sulit membedakan antara satu kapal dengan kapal yang lainya karena bentuk dan warna hampir sama. Alasasan kapal tidak ditulis namanya di lambung kapal adalah nama kapal sering berubah-ubah tidak mengikuti apa yang tertera di SIPI. Masyarakat pengambengan mempunyai kepercayaan bahwa nama kapal mempengaruhi hasil tangkapan dilaut,oleh karena itu setiap beberapa kali melakukan operasi penangkapan tidak mendapat hasil tangkapan nelayan mengganti nama kapal mereka. Untuk mengatasi itu, disetiap kapal diperintahkan dipasang tanda selar sebagai pengganti nama, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi kapal.
Gambar 2. Kapal-kapal di Pengambengan yang  di Operasikan Secara Berpasangan


Adalagi keunikan kapal-kapal yang beroperasi di Pengambengan adalah sistem bongkar kapal. Pembongkaran hasil tankapa tidak dilakukan langsung di dermaga (kapal merapat) melainkan di bongkar di tengah kolam tambat labuh dan menggunakan tenaga pengankut manusia (di pengambengan disebut panol). Sehingga ikan yang seharusnya bersih akan bercampur denan kotoran limbah di kolam labuh, mengingat semua usaha pengolahan ikan (UPI) langsung dibuang ke laut tanpa pengolahan terlebih dahulu. 


Gambar 3. Tukang Panggul Ikan yang Sedang Melakukan Aktifitas Bongkar Ikan di Pengambengan

atau

Keunikan kapal yang berada di pengambengan ada dua yaitu keunikan model dan keunikan nama. Kapal yang berada di pengambengan merupakan kapal yang beroperasi di wilayah selat bali. Kapal di pengambengan dioperasikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine atau oleh masyarakat biasa disebut dengan slerek. Jika dilihat dari bentuknya maka sekilas kapal-kapal pengambengan adalah kapal tradisional, detailnya kapal tidak memeliki rumah/bangunan rumah, mesin masih menggunakan mesin tempel (bukan mesin dalam). tetapi jika dilihat dari ukuranya yang besarnya mencapai 30 GT maka kapal di penambengan tidak bisa dikategorikan sebagai kapal tradisional lagi.

Gambar 1. Model kapal yang beroperasi di Pengambengan

Keunikan kapal-kapal yang berada di pengambengan lainya ada pada nama kapal. Kapal yang ada di pelabuhan pengambengan mayoritas adalah kapal purse seine yang di operasikan dengan dua kapal (berpasangan) sehingga hanya memiliki satu Surat Izin Usaha Perikanan. Nama-nama kapal tidak ditulis di lambung kanan atau kiri kapal, sehingga sulit membedakan antara satu kapal dengan kapal yang lainya karena bentuk dan warna hampir sama. Alasasan kapal tidak ditulis namanya di lambung kapal adalah nama kapal sering berubah-ubah tidak mengikuti apa yang tertera di SIPI. Masyarakat pengambengan mempunyai kepercayaan bahwa nama kapal mempengaruhi hasil tangkapan dilaut,oleh karena itu setiap beberapa kali melakukan operasi penangkapan tidak mendapat hasil tangkapan nelayan mengganti nama kapal mereka. Untuk mengatasi itu, disetiap kapal diperintahkan dipasang tanda selar sebagai pengganti nama, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi kapal.
Gambar 2. Kapal-kapal di Pengambengan yang  di Operasikan Secara Berpasangan


Adalagi keunikan kapal-kapal yang beroperasi di Pengambengan adalah sistem bongkar kapal. Pembongkaran hasil tankapa tidak dilakukan langsung di dermaga (kapal merapat) melainkan di bongkar di tengah kolam tambat labuh dan menggunakan tenaga pengankut manusia (di pengambengan disebut panol). Sehingga ikan yang seharusnya bersih akan bercampur denan kotoran limbah di kolam labuh, mengingat semua usaha pengolahan ikan (UPI) langsung dibuang ke laut tanpa pengolahan terlebih dahulu. 


Gambar 3. Tukang Panggul Ikan yang Sedang Melakukan Aktifitas Bongkar Ikan di Pengambengan

TIPS MENGECILKAN PERUT BUNCIT

Perut buncit dapat menurunkan kepercaayaan diri sesesorang. Untuk memperkecil perut buncit dapat dilakukan dengan menjaga pola makan, istirahat yang cukup dan berolahraga. Dengan berolah dapat membakar lemak dalam tubuh.
Berikut ini adalah video yang berfungsi untuk mengecilkan perut yang buncit dan membantu mempeindah perut hanya dengan melakukan olahraga (senam) kurang lebih delapan menit setiap harinya.
Semoga bermanfaat dan dapat membantu memperindah perut anda.


atau

Perut buncit dapat menurunkan kepercaayaan diri sesesorang. Untuk memperkecil perut buncit dapat dilakukan dengan menjaga pola makan, istirahat yang cukup dan berolahraga. Dengan berolah dapat membakar lemak dalam tubuh.
Berikut ini adalah video yang berfungsi untuk mengecilkan perut yang buncit dan membantu mempeindah perut hanya dengan melakukan olahraga (senam) kurang lebih delapan menit setiap harinya.
Semoga bermanfaat dan dapat membantu memperindah perut anda.


November 4, 2011

MENGENAL PENYAKIT DIABETES MILLETUS

Diabetes mellitus(DM) atau yang lebih dikenal penyakit kencing gula atau kencing manis merupakan salah satu dari kelima penyakit pembunuh no 1 di dunia selain penyakit kanker, jantung, darah tinggi dan dan ginjal. Diabetes mellitus terbagi menjadi dua yaitu diabetesTipe I dan Tipe II.
Diabetes Mellitus tipe I, atau lebih dikenal dengan diabetes kaum muda (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus/IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena tubuh hanya sedikit atau bahkan tidak mampu memproduksi insulin. Penyebab produksi insulin menurun karena tubuh kehilangan sel beta (β) yang mengahasilkan insulun pada pankreas. Sel beta yang hilnag pada diabetes tipe ini akibat dari kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh
Gambar 1. Diabetes Milletus Tipe I
Gambar 4. Insufficent Insulin
. 
Diabetes Mellitus tipe II, atau yang lebih di kenal diabetes usia lanjut (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, tubuh mampu memproduksi insulin secukupnya (terkadang bahkan lebih dari cukup). Namun, insulin yang diproduksi tidak dapat diserap oleh sel tubuh untuk memecah gula menjadi energi. Pada diabetes tipe II, tubuh juga mengalami masalah dalam menggunakan lemak dan protein secara baik. Dari semua jenis diabetes, hampir 90% adalah diabetes tipe II.


Gambar 3. Diabetes Milletus Tipe II
Gejala-gejala dari kedua tipe diabetes tersebut serupa. Yang paling umum antara lain: kekurangan energi, mudah lapar, sering buang air kecil, rasa haus yang berlebihan, pandangan yang kabur, mual, rasa sakit di bagian perut, ketidaknyamanan dan merasa lemah. Tipe I sering dikaitkan dengan turunnya berat badan. Sedangkan tipe II sering dikaitkan dengan penambahan berat badan.
Meskipun kita tahu bahwa diabetes dalam berbagai situasi adalah penyakit keturunan namun para ilmuwan tidak mengetahui dengan pasti penyebabnya, kemungkinannya karena sistem endokrin dan kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Riset memperlihatkan bila sistem kekebalan tubuh mulai berbalik menyerang diri sendiri – kemungkinan karena gangguan otoimunitas – maka sel beta dalam pankreas akan rusak atau setidaknya jumlah sel beta yang berfungsi dengan baik akan berkurang. Hal ini tentu akan mempengaruhi jumlah, kemurnian dan efektifitas dari insulin dalam tubuh. Namun bila sistem kekebalan tubuh sanggup menghalau serangan tersebut maka integritas dari insulin tubuh akan dapat dipertahankan.
Serangkaian tes yang ada saat ini telah memungkinkan untuk mendeteksi kegagalan anti bodi -anti bodi dalam darah sejak dini pada orang-orang yang menunjukkan gejala terserang diabetes. Pada beberapa orang dewasa, antibodi-antibodi yang merusak ini dapat muncul bertahun-tahun sebelum gejala-gejala diabetes timbul. Jenjang waktu ini disebut sebagai tahap pre-diabetes. ?Tahapan ini juga ditemui pada penyakit-penyakit gangguan endokrin lainnya seperti Hashimoto Thyroiditis dan penyakit Addison (kekurangan adrenalin). Gabungan dari keduanya dikenal sebagai Sindrom Schmidt.

Menu Makanan Sehat Untuk Diabetes

Berikut secara umum beberapa makanan sehat untuk diabetes yang perlu diketahui:

Makanan yang banyak mengandung serat.
Makanan yang banyak mengandung serat berasal dari buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Bisa dikonsumsi secara segar maupun diolah dengan pengolahan yang sederhana. Hindari makanan yang dimasak menggunakan minyak yang banyak atau bersantan.
Buah-buahan yang baik dikonsumsi sebagai makanan sehat untuk diabetes antara lain buah alpukat, buah apel, jambu biji, buah Naga dan belimbing.
Sayur-sayuran segar yang baik sebagai makanan sehat untuk diabetes antara lain bayam, buncis, kol, kapri, paprika, kacang panjang dan belimbing wuluh.
Kacang-kacangan yang baik dimakan sebagai makanan sehat sehat untuk diabetes antara lain kacang polong, oats dan kenari.
Makanan yang banyak mengandung protein
Makanan yang mengandung protein tinggi namun rendah lemak, seperti susu, keju dan yogurt yang rendah lemak. Daging boleh dikonsumsi, hanya saja yang dimakan adalah bagian daging yang tidak mengandung lemak tinggi seperti bagian has dalam dan luar.



atau

Diabetes mellitus(DM) atau yang lebih dikenal penyakit kencing gula atau kencing manis merupakan salah satu dari kelima penyakit pembunuh no 1 di dunia selain penyakit kanker, jantung, darah tinggi dan dan ginjal. Diabetes mellitus terbagi menjadi dua yaitu diabetesTipe I dan Tipe II.
Diabetes Mellitus tipe I, atau lebih dikenal dengan diabetes kaum muda (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus/IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena tubuh hanya sedikit atau bahkan tidak mampu memproduksi insulin. Penyebab produksi insulin menurun karena tubuh kehilangan sel beta (β) yang mengahasilkan insulun pada pankreas. Sel beta yang hilnag pada diabetes tipe ini akibat dari kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh

Gambar 1. Diabetes Milletus Tipe I
Gambar 4. Insufficent Insulin
. 
Diabetes Mellitus tipe II, atau yang lebih di kenal diabetes usia lanjut (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, tubuh mampu memproduksi insulin secukupnya (terkadang bahkan lebih dari cukup). Namun, insulin yang diproduksi tidak dapat diserap oleh sel tubuh untuk memecah gula menjadi energi. Pada diabetes tipe II, tubuh juga mengalami masalah dalam menggunakan lemak dan protein secara baik. Dari semua jenis diabetes, hampir 90% adalah diabetes tipe II.


Gambar 3. Diabetes Milletus Tipe II
Gejala-gejala dari kedua tipe diabetes tersebut serupa. Yang paling umum antara lain: kekurangan energi, mudah lapar, sering buang air kecil, rasa haus yang berlebihan, pandangan yang kabur, mual, rasa sakit di bagian perut, ketidaknyamanan dan merasa lemah. Tipe I sering dikaitkan dengan turunnya berat badan. Sedangkan tipe II sering dikaitkan dengan penambahan berat badan.
Meskipun kita tahu bahwa diabetes dalam berbagai situasi adalah penyakit keturunan namun para ilmuwan tidak mengetahui dengan pasti penyebabnya, kemungkinannya karena sistem endokrin dan kekebalan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
Riset memperlihatkan bila sistem kekebalan tubuh mulai berbalik menyerang diri sendiri – kemungkinan karena gangguan otoimunitas – maka sel beta dalam pankreas akan rusak atau setidaknya jumlah sel beta yang berfungsi dengan baik akan berkurang. Hal ini tentu akan mempengaruhi jumlah, kemurnian dan efektifitas dari insulin dalam tubuh. Namun bila sistem kekebalan tubuh sanggup menghalau serangan tersebut maka integritas dari insulin tubuh akan dapat dipertahankan.
Serangkaian tes yang ada saat ini telah memungkinkan untuk mendeteksi kegagalan anti bodi -anti bodi dalam darah sejak dini pada orang-orang yang menunjukkan gejala terserang diabetes. Pada beberapa orang dewasa, antibodi-antibodi yang merusak ini dapat muncul bertahun-tahun sebelum gejala-gejala diabetes timbul. Jenjang waktu ini disebut sebagai tahap pre-diabetes. ?Tahapan ini juga ditemui pada penyakit-penyakit gangguan endokrin lainnya seperti Hashimoto Thyroiditis dan penyakit Addison (kekurangan adrenalin). Gabungan dari keduanya dikenal sebagai Sindrom Schmidt.

Menu Makanan Sehat Untuk Diabetes

Berikut secara umum beberapa makanan sehat untuk diabetes yang perlu diketahui:

Makanan yang banyak mengandung serat.
Makanan yang banyak mengandung serat berasal dari buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Bisa dikonsumsi secara segar maupun diolah dengan pengolahan yang sederhana. Hindari makanan yang dimasak menggunakan minyak yang banyak atau bersantan.
Buah-buahan yang baik dikonsumsi sebagai makanan sehat untuk diabetes antara lain buah alpukat, buah apel, jambu biji, buah Naga dan belimbing.
Sayur-sayuran segar yang baik sebagai makanan sehat untuk diabetes antara lain bayam, buncis, kol, kapri, paprika, kacang panjang dan belimbing wuluh.
Kacang-kacangan yang baik dimakan sebagai makanan sehat sehat untuk diabetes antara lain kacang polong, oats dan kenari.
Makanan yang banyak mengandung protein
Makanan yang mengandung protein tinggi namun rendah lemak, seperti susu, keju dan yogurt yang rendah lemak. Daging boleh dikonsumsi, hanya saja yang dimakan adalah bagian daging yang tidak mengandung lemak tinggi seperti bagian has dalam dan luar.



November 2, 2011

SEEDING SEA HORSE (Hippocampus SP.)

One of the many species of ornamental fish trade in Indonesia is tangkur fish horse or, more commonly known as sea horses. This fish, in addition traded as ornamental fish are also used as ingredients in traditional medicines are believed to have certain properties.
Hatchery technology for ornamental fish species is still very minimal, so the production is still relying on the catch at sea. Even to get a lot and fast, pushing the fishing effort is done by using a shortcut, that is by way of anesthesia. In terms of ecological, this way will certainly be very harmful and dangerous, not only to catch fish but also on the lives of other organisms and the environment.

By looking at these facts, the development of seahorse aquaculture is a potential to be developed. To support this it would require a more complete biological data. Important aspect of biology that is known to support the success of this fish is the size of the parent fish are ready dipijahkan and pemijahannya cycle.

A. Classification and morphology of the Sea Horse

1. Classification

Species of Sea horse (Hippocampus sp) is a fish of the kingdom Animalia,
Kingdom: Animalia, phylum: Chordata, class: Osteichthyes, Order: Gasterosteiformes, Family: Syngnathidae, Genus: Hippocampus, (Linnaeus, 1758).

2. Morphology

The sea horse is almost the same with other fisher family pipes, there were 35 species. Sea horse's head resembles a horse's head and body length and smaller in the tail. The average length of 16 mm seahorse-35 cm male parent incubated the eggs of sea horses. The dorsal fin is located on the lower body and pectoral fins on the head near ingsang. Having a long suction mouth like a vacuum cleaner to suck the food in the form of shrimp and krustacea. Sea horse has a strong tail wrapped around the seagrass or seaweed that is not carried away by currents. Like a chameleon, seahorses can change according to the substrate where to stick. Kamufalase this to protect themselves from predators such as crabs.


picture of sea horse


B. Maintenance of mains

Parent seahorses reared on concrete tank or tub fiber. In the vessel made a perch-shaped prism (pyramid) from bamboo. 2-3 times a day feeding adlibitum ie in the morning, afternoon and evening, in the form of shrimp and shrimp jambret rebon.

C. Spawning Sea Horse

Seahorses can spawn naturally in tanks controlled, eggs will be incubated by the results pijahan male parent. After spawning, the male parent are separated or remain together with the other parent. Long incubation about 10 days. Parent should be avoided from the POINTS cause stress resulting in juveniles dikelurakan prematurely (premature) that can not survive much longer.
Hatching Juwana
Male parent who is incubating the eggs on day-9 transferred to other tanks that had been prepared previously. On day-10 juveniles will be excluded from the male pouch. Spending juveniles generally at night. After all juveniles released, the male parent was transferred to the tub maintenance.

D. Maintenance juwana

Spreading juwana
Juveniles can be kept in the shade or in direct sunlight. Maintenance on the concrete and in the bath tub fiberglass gives fairly good results. On stocking of juveniles age 1 day (D!) is 1-5 head / liter.

Preparation and Provision of Animal Feed Feed given to juawana is natural food, usually in the form of copepods and artemia nauplii.

Copepod nauplii
Copepod nauplii can be used as the initial feed seahorse juveniles aged 1-15 days. Copepods can be cultured in sea water (25-30 ppt) plus organic fertilizer for 5-8 days. Copepod nauplii are harvested with a plankton net 60 microns.

Artemia
New artemia nauplii given after juveniles aged 14 days. Artemia cysts can be hatched in fiberglass, which is at the bottom of the cone-shaped and bright, filled with clean seawater and given the strong aeration. The eggs will hatch after 19-24 hours at room temperature.

Substitute Water and Penyiponan
Replacement of water every day from day-to-third as much as 50-50% until the age of 30 days. Prior to the replacement of water can be made in advance penyiponan to clean the dirt and the rest of the dead and feed the bottom of the tub. When feces and food remains that death is not discarded will decompose and the resulting decline in water quality. Penyiponan should be done carefully, to avoid teraduknya dirt. Aeration should be stopped in advance for penyiponan

atau

One of the many species of ornamental fish trade in Indonesia is tangkur fish horse or, more commonly known as sea horses. This fish, in addition traded as ornamental fish are also used as ingredients in traditional medicines are believed to have certain properties.
Hatchery technology for ornamental fish species is still very minimal, so the production is still relying on the catch at sea. Even to get a lot and fast, pushing the fishing effort is done by using a shortcut, that is by way of anesthesia. In terms of ecological, this way will certainly be very harmful and dangerous, not only to catch fish but also on the lives of other organisms and the environment.

By looking at these facts, the development of seahorse aquaculture is a potential to be developed. To support this it would require a more complete biological data. Important aspect of biology that is known to support the success of this fish is the size of the parent fish are ready dipijahkan and pemijahannya cycle.

A. Classification and morphology of the Sea Horse

1. Classification

Species of Sea horse (Hippocampus sp) is a fish of the kingdom Animalia,
Kingdom: Animalia, phylum: Chordata, class: Osteichthyes, Order: Gasterosteiformes, Family: Syngnathidae, Genus: Hippocampus, (Linnaeus, 1758).

2. Morphology

The sea horse is almost the same with other fisher family pipes, there were 35 species. Sea horse's head resembles a horse's head and body length and smaller in the tail. The average length of 16 mm seahorse-35 cm male parent incubated the eggs of sea horses. The dorsal fin is located on the lower body and pectoral fins on the head near ingsang. Having a long suction mouth like a vacuum cleaner to suck the food in the form of shrimp and krustacea. Sea horse has a strong tail wrapped around the seagrass or seaweed that is not carried away by currents. Like a chameleon, seahorses can change according to the substrate where to stick. Kamufalase this to protect themselves from predators such as crabs.


picture of sea horse


B. Maintenance of mains

Parent seahorses reared on concrete tank or tub fiber. In the vessel made a perch-shaped prism (pyramid) from bamboo. 2-3 times a day feeding adlibitum ie in the morning, afternoon and evening, in the form of shrimp and shrimp jambret rebon.

C. Spawning Sea Horse

Seahorses can spawn naturally in tanks controlled, eggs will be incubated by the results pijahan male parent. After spawning, the male parent are separated or remain together with the other parent. Long incubation about 10 days. Parent should be avoided from the POINTS cause stress resulting in juveniles dikelurakan prematurely (premature) that can not survive much longer.
Hatching Juwana
Male parent who is incubating the eggs on day-9 transferred to other tanks that had been prepared previously. On day-10 juveniles will be excluded from the male pouch. Spending juveniles generally at night. After all juveniles released, the male parent was transferred to the tub maintenance.

D. Maintenance juwana

Spreading juwana
Juveniles can be kept in the shade or in direct sunlight. Maintenance on the concrete and in the bath tub fiberglass gives fairly good results. On stocking of juveniles age 1 day (D!) is 1-5 head / liter.

Preparation and Provision of Animal Feed Feed given to juawana is natural food, usually in the form of copepods and artemia nauplii.

Copepod nauplii
Copepod nauplii can be used as the initial feed seahorse juveniles aged 1-15 days. Copepods can be cultured in sea water (25-30 ppt) plus organic fertilizer for 5-8 days. Copepod nauplii are harvested with a plankton net 60 microns.

Artemia
New artemia nauplii given after juveniles aged 14 days. Artemia cysts can be hatched in fiberglass, which is at the bottom of the cone-shaped and bright, filled with clean seawater and given the strong aeration. The eggs will hatch after 19-24 hours at room temperature.

Substitute Water and Penyiponan
Replacement of water every day from day-to-third as much as 50-50% until the age of 30 days. Prior to the replacement of water can be made in advance penyiponan to clean the dirt and the rest of the dead and feed the bottom of the tub. When feces and food remains that death is not discarded will decompose and the resulting decline in water quality. Penyiponan should be done carefully, to avoid teraduknya dirt. Aeration should be stopped in advance for penyiponan

November 1, 2011

CULTURE AND BENEFITS OF SEA CUCUMBER

picture of sea cucumber
A.Culture of sea cucumbers
1. Site Selection
Selection of the location of Culture, is one of the conditions which determine enough to achieve the success of a sea cucumber Culture. This is due to the location or the maintenance of sea cucumber is a place that directly affect their lives.
Criteria for selection of a suitable location for the Culture of sea cucumbers are as follows:

a. Haven
For the Culture of cucumbers needed a place that is quite sheltered from the wind and shock waves. Condition of bottom waters. Bottom should be sandy, or muddy sand mixed with fragments of corals and many aquatic plants have a kind of seaweed or sea grass.

b. Salinity
With limited ability in setting esmati, sea cucumbers can not withstand the drastic change of salinity (salt content). Suitable salinity is between 30-33 ppt.

c. Depth of water
In the wild sea cucumbers live at depths that vary by size. Young sea cucumbers scattered in tidal areas, after the big move to deep water. Location suitable for the Culture of sea urchins at a water depth of 0.40 to 1.50 m at low tide.

d. Availability of Seeds
Location Culture should not be far away from where the seed of life naturally. The presence of natural seed is a good indicator for the location of sea cucumber Culture;
e. Environmental Conditions
Waters should have to meet water quality standards that are good for marine life such as sea cucumbers
- pH 6.5 to 8.5
- Brightness of 50 cm of sea water

- Levels of dissolved oxygen 4-8 ppm
- Seawater temperature 20-25 ° Celsius
- In addition, the location must be free of contamination such as organic materials, metals, oil and other toxic materials.

2. Method of Culture

The method used to Culture sea cucumber (sea cucumber) is by using the method penculture. Penculture method is an attempt to maintain the type of marine animal that is creeping in a way fence off an area of coastal waters covering an area of the desired capability or so as if isolated from other coastal areas.


The material used is net (super-net) with meshes of 0.5 to 1 inch, or can also with bamboo material (gratings). With this method the location / area will be fenced off from animals avoid predators and vice versa marine animals that can not be kept out of the area that has been fenced off.


Installation of fencing to keep sea cucumbers, either bamboo fences (lattice) super net or nets quite as high as 50 cm to 100 cm from the bottom waters. Broad location is ideal penculture between 500-1000 m2.


a. Source of Sea Cucumber Seed

Cucumber seeds can be obtained in two ways, namely:
• perform the collection of natural and,
• by maintaining the parent-parent sea cucumbers in plots in the area penculture.
Sea cucumbers are used as the parent is an adult or estimated to have been able to reproduce with a size range between 20-25 cm. While the nature of good cucumber seeds to be cultivated by methods penculture is who weighs between 30 to 50 grams per cow or approximately a body length of 5 cm to 7 cm. At an estimated size of the cucumber seeds was more resistant to adaptation to new environments.

b. Transport of seeds / stem

In the case of sea cucumber farming way of transporting seeds / parent is important. The more so if the source of seed / stem that will be cultivated sea cucumbers located relatively far away, so it requires good technique in the transport of sea cucumbers in order to stay alive until the location of Culture. Method of transportation of sea cucumbers in order to provide a high level of life are as follows:
• Sea cucumber inserted in a plastic bag with a medium size 2 liters of water and sand. Previously inflated plastic bag to see the bag leaked or not.
• Density for each type are: for white sea cucumbers and sea urchins grido weighing between 100-200 g is 3 tails for each bag, while for sea cucumber species banter 4 tails for each plastic bag.
c. Benefits Sea Cucumbers

Factor in the maintenance of food (cucumber Culture) is not a problem as well as other marine animals. Sea cucumbers can obtain food from nature, in the form of plankton and sediment remains of corals in the seabed. However, to further accelerate the growth of sea cucumbers could be given additional food in the form of a mixture of bran and manure (chicken manure).
• Way of supplementary feeding are as follows:
• Fine bran and chicken manure mixed average
• The mixture is inserted into a plastic bag
• Then soaked deism sea water until the mixture becomes sticky, then formed into clumps.
• Clots are then spread evenly into the cage.
• After approximately 10 days will appear trepang micro organisms as food.
Supplementary feeding should be done in the afternoon .. It is tailored to the nature of life or the life habits of sea cucumbers. On the afternoon of sea cucumbers are not so active when compared at night, because at the time of day he would immerse himself in the bottom of the sand to rest and to avoid / protect themselves from predators, while at night he will more actively search for food, either the form of plankton and sediment remains of coral that are grounded waters where her life.

d. Density
Sea cucumbers can live clustered in a confined area. Therefore, in the Culture of business can be treated with a high density. For the size of sea cucumber seed at 20-30 grams per head, density ranges between 15-20 individuals per square meter, whereas for the seeds of cucumber for 40-50 grams per head, solid penebarannya ranged from 10-15 chickens per square meter.
The time is right to start the Culture of cucumbers disuatu particular location is 2-3 months after the time of natural spawning in sea cucumbers (if using seed from the wild). Natural seeds aged 2 to 3 months is estimated to have reached the weight of 20-50 grams per head.
e. Harvest
Harvesting the crop can be performed after the size of sea cucumber ranges from 4 to 6 individuals per kg (market size). To get the size of sea cucumbers is usually maintained for 6-7 months, with survival achieved approximately 80% of the total initial stocking. Harvesting is done in the morning during low tide and sea cucumber before sinking. Harvesting can be done in stages by selecting a large sea cucumber or can also be done in total, then be selected according to class size.

B. Benefits of Sea Cucumber

The results of studies in China revealed that the sea cucumber contains saponin glycosides. This component has a structure similar to the active components of ginseng, ganoderma, and tonic herbs known materials. These studies indicate the presence of anti-cancer on the content of saponins and polysaccharides contained in the sea cucumber. In addition, these modern studies to prove that sea urchins can be used as a tonic and nutritional supplements. Sea cucumber is useful for various types of dangerous diseases such as stroke, asthma, coronary heart disease, hepatitis, tumors, etc.
Sea cucumber is useful as a drug because of its content is complex. According to Dr. Pieter A. W Pattinama, from Hospital PGI Cikini Jakarta, sea cucumbers are used to cure various diseases because in a short time was able to grow cells that lost / damaged, rich in nutrients and the most active compound in the form of antioxidants, either to repair the human body cells.

The results of Prof. Dr. Ridzwan Hashim of Malaysia, sea cucumbers contain 86.8% protein, collagen 80%, minerals, mucopolysaccharide, glucasaninoglycans (GAGs), a natural antiseptic, chondritin, omega-3, 6 and 9 as well as amino acids. Sea cucumber protein is easily broken down by enzymes pepsin and beneficial for the regeneration of cells; collagen as a binder in the growth of bone tissue and skin; kondritin sulfas restore joint diseases and rebuild cartilage; omega-3 inhibits the aging process, lowers bad cholesterol LDL and VLDL in the body thereby reducing the risk of heart disease.

Medical research concluded, sea cucumbers can be anti-tumor agent and as medicine Human Immunodeficiency Virus (HIV). The results of laboratory tests using lymphoid cells shows, sea cucumbers contain a sugar called lectins that are mitogenic and antimicrobial effective against cancer in mice muscle and human lung cancer with doses of 5 and 50 micrograms. Lectins effect of therapy for HIV because it can crumple the bad cells and acts as an indicator of a tumor.
Sea cucumbers have a gas poisonous to fish named holotrin, but only result in irritation to eyes and skin of humans. Because the powerful to kill fish, sea cucumber toxin is now being developed as a natural antiseptic to fight cancer and infections.
There is now circulating sea cucumber Stichopus hermanii extract product that is better known as golden sea cucumbers are processed into products and supplements in the form of jell capsules, shampoos, creams and gels, toothpaste, body creams and massage oils. Looking ahead, the utilization of sea cucumbers will grow.
atau

picture of sea cucumber
A.Culture of sea cucumbers
1. Site Selection
Selection of the location of Culture, is one of the conditions which determine enough to achieve the success of a sea cucumber Culture. This is due to the location or the maintenance of sea cucumber is a place that directly affect their lives.
Criteria for selection of a suitable location for the Culture of sea cucumbers are as follows:

a. Haven
For the Culture of cucumbers needed a place that is quite sheltered from the wind and shock waves. Condition of bottom waters. Bottom should be sandy, or muddy sand mixed with fragments of corals and many aquatic plants have a kind of seaweed or sea grass.

b. Salinity
With limited ability in setting esmati, sea cucumbers can not withstand the drastic change of salinity (salt content). Suitable salinity is between 30-33 ppt.

c. Depth of water
In the wild sea cucumbers live at depths that vary by size. Young sea cucumbers scattered in tidal areas, after the big move to deep water. Location suitable for the Culture of sea urchins at a water depth of 0.40 to 1.50 m at low tide.

d. Availability of Seeds
Location Culture should not be far away from where the seed of life naturally. The presence of natural seed is a good indicator for the location of sea cucumber Culture;
e. Environmental Conditions
Waters should have to meet water quality standards that are good for marine life such as sea cucumbers
- pH 6.5 to 8.5
- Brightness of 50 cm of sea water

- Levels of dissolved oxygen 4-8 ppm
- Seawater temperature 20-25 ° Celsius
- In addition, the location must be free of contamination such as organic materials, metals, oil and other toxic materials.

2. Method of Culture

The method used to Culture sea cucumber (sea cucumber) is by using the method penculture. Penculture method is an attempt to maintain the type of marine animal that is creeping in a way fence off an area of coastal waters covering an area of the desired capability or so as if isolated from other coastal areas.


The material used is net (super-net) with meshes of 0.5 to 1 inch, or can also with bamboo material (gratings). With this method the location / area will be fenced off from animals avoid predators and vice versa marine animals that can not be kept out of the area that has been fenced off.


Installation of fencing to keep sea cucumbers, either bamboo fences (lattice) super net or nets quite as high as 50 cm to 100 cm from the bottom waters. Broad location is ideal penculture between 500-1000 m2.


a. Source of Sea Cucumber Seed

Cucumber seeds can be obtained in two ways, namely:
• perform the collection of natural and,
• by maintaining the parent-parent sea cucumbers in plots in the area penculture.
Sea cucumbers are used as the parent is an adult or estimated to have been able to reproduce with a size range between 20-25 cm. While the nature of good cucumber seeds to be cultivated by methods penculture is who weighs between 30 to 50 grams per cow or approximately a body length of 5 cm to 7 cm. At an estimated size of the cucumber seeds was more resistant to adaptation to new environments.

b. Transport of seeds / stem

In the case of sea cucumber farming way of transporting seeds / parent is important. The more so if the source of seed / stem that will be cultivated sea cucumbers located relatively far away, so it requires good technique in the transport of sea cucumbers in order to stay alive until the location of Culture. Method of transportation of sea cucumbers in order to provide a high level of life are as follows:
• Sea cucumber inserted in a plastic bag with a medium size 2 liters of water and sand. Previously inflated plastic bag to see the bag leaked or not.
• Density for each type are: for white sea cucumbers and sea urchins grido weighing between 100-200 g is 3 tails for each bag, while for sea cucumber species banter 4 tails for each plastic bag.
c. Benefits Sea Cucumbers

Factor in the maintenance of food (cucumber Culture) is not a problem as well as other marine animals. Sea cucumbers can obtain food from nature, in the form of plankton and sediment remains of corals in the seabed. However, to further accelerate the growth of sea cucumbers could be given additional food in the form of a mixture of bran and manure (chicken manure).
• Way of supplementary feeding are as follows:
• Fine bran and chicken manure mixed average
• The mixture is inserted into a plastic bag
• Then soaked deism sea water until the mixture becomes sticky, then formed into clumps.
• Clots are then spread evenly into the cage.
• After approximately 10 days will appear trepang micro organisms as food.
Supplementary feeding should be done in the afternoon .. It is tailored to the nature of life or the life habits of sea cucumbers. On the afternoon of sea cucumbers are not so active when compared at night, because at the time of day he would immerse himself in the bottom of the sand to rest and to avoid / protect themselves from predators, while at night he will more actively search for food, either the form of plankton and sediment remains of coral that are grounded waters where her life.

d. Density
Sea cucumbers can live clustered in a confined area. Therefore, in the Culture of business can be treated with a high density. For the size of sea cucumber seed at 20-30 grams per head, density ranges between 15-20 individuals per square meter, whereas for the seeds of cucumber for 40-50 grams per head, solid penebarannya ranged from 10-15 chickens per square meter.
The time is right to start the Culture of cucumbers disuatu particular location is 2-3 months after the time of natural spawning in sea cucumbers (if using seed from the wild). Natural seeds aged 2 to 3 months is estimated to have reached the weight of 20-50 grams per head.
e. Harvest
Harvesting the crop can be performed after the size of sea cucumber ranges from 4 to 6 individuals per kg (market size). To get the size of sea cucumbers is usually maintained for 6-7 months, with survival achieved approximately 80% of the total initial stocking. Harvesting is done in the morning during low tide and sea cucumber before sinking. Harvesting can be done in stages by selecting a large sea cucumber or can also be done in total, then be selected according to class size.

B. Benefits of Sea Cucumber

The results of studies in China revealed that the sea cucumber contains saponin glycosides. This component has a structure similar to the active components of ginseng, ganoderma, and tonic herbs known materials. These studies indicate the presence of anti-cancer on the content of saponins and polysaccharides contained in the sea cucumber. In addition, these modern studies to prove that sea urchins can be used as a tonic and nutritional supplements. Sea cucumber is useful for various types of dangerous diseases such as stroke, asthma, coronary heart disease, hepatitis, tumors, etc.
Sea cucumber is useful as a drug because of its content is complex. According to Dr. Pieter A. W Pattinama, from Hospital PGI Cikini Jakarta, sea cucumbers are used to cure various diseases because in a short time was able to grow cells that lost / damaged, rich in nutrients and the most active compound in the form of antioxidants, either to repair the human body cells.

The results of Prof. Dr. Ridzwan Hashim of Malaysia, sea cucumbers contain 86.8% protein, collagen 80%, minerals, mucopolysaccharide, glucasaninoglycans (GAGs), a natural antiseptic, chondritin, omega-3, 6 and 9 as well as amino acids. Sea cucumber protein is easily broken down by enzymes pepsin and beneficial for the regeneration of cells; collagen as a binder in the growth of bone tissue and skin; kondritin sulfas restore joint diseases and rebuild cartilage; omega-3 inhibits the aging process, lowers bad cholesterol LDL and VLDL in the body thereby reducing the risk of heart disease.

Medical research concluded, sea cucumbers can be anti-tumor agent and as medicine Human Immunodeficiency Virus (HIV). The results of laboratory tests using lymphoid cells shows, sea cucumbers contain a sugar called lectins that are mitogenic and antimicrobial effective against cancer in mice muscle and human lung cancer with doses of 5 and 50 micrograms. Lectins effect of therapy for HIV because it can crumple the bad cells and acts as an indicator of a tumor.
Sea cucumbers have a gas poisonous to fish named holotrin, but only result in irritation to eyes and skin of humans. Because the powerful to kill fish, sea cucumber toxin is now being developed as a natural antiseptic to fight cancer and infections.
There is now circulating sea cucumber Stichopus hermanii extract product that is better known as golden sea cucumbers are processed into products and supplements in the form of jell capsules, shampoos, creams and gels, toothpaste, body creams and massage oils. Looking ahead, the utilization of sea cucumbers will grow.

October 31, 2011

Data Peraturan Pengganti Undang-undang


Nomor Peraturan
Tentang
file
Perpu No.02 Th 2006Penangguhan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pengadilan Perikanan
Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 71 Ayat (5)Undang-undang
 Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Download File
Perpu No.03 Th 2005Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
Download File
atau


Nomor Peraturan
Tentang
file
Perpu No.02 Th 2006Penangguhan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pengadilan Perikanan
Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 71 Ayat (5)Undang-undang
 Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Download File
Perpu No.03 Th 2005Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
Download File

KONTAK

E-MAIL
nopensetiawan@kkp.go.id
nopensetiawan@gmail.com
FACEBOOK atau

E-MAIL
nopensetiawan@kkp.go.id
nopensetiawan@gmail.com
FACEBOOK

DATA UNDANG-UNDANG


Nomor PeraturanTentangFile
UU No. 12 Tahun 2011Pembentukan Peraturan Perundang-undanganDowonload File/
UU No. 45 Tahun 2009Perubahan Atas Undang-undang 31 Tahun 2004 tentang PerikananDowonload File/
UU No.16 Tahun 2006Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan KehutananDowonload File/
UU No.31 Tahun 2004PerikananDowonload File/
UU No.6 Tahun 1996Perairan IndonesiaDowonload File/
UU No.16 Tahun 1992Karantina Hewan, Ikan dan TumbuhanDowonload File/
UU No.17 Tahun 1985Pengesahan United Nations Convention On The Law Of The Sea
(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut)
Dowonload File/
UU No.5 Tahun 1983Zona Ekonomi Eksklusif IndonesiaDowonload File/
atau


Nomor PeraturanTentangFile
UU No. 12 Tahun 2011Pembentukan Peraturan Perundang-undanganDowonload File/
UU No. 45 Tahun 2009Perubahan Atas Undang-undang 31 Tahun 2004 tentang PerikananDowonload File/
UU No.16 Tahun 2006Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan KehutananDowonload File/
UU No.31 Tahun 2004PerikananDowonload File/
UU No.6 Tahun 1996Perairan IndonesiaDowonload File/
UU No.16 Tahun 1992Karantina Hewan, Ikan dan TumbuhanDowonload File/
UU No.17 Tahun 1985Pengesahan United Nations Convention On The Law Of The Sea
(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut)
Dowonload File/
UU No.5 Tahun 1983Zona Ekonomi Eksklusif IndonesiaDowonload File/

PRODUK HUKUM PERIKANAN

Peraturan perundang-undangan dan produk hukum lainnya di sajikan dalam website ini bertujuan untuk memberikan akses informasi yang lebih baik dibidang hukum khususnya di bidang kelautan dan perikanan. Pengetahuan yang baik tentang perundang-undangan bagi stakeholder perikanan seperti pejabat pemerintahan, penegak hukum, komunitas akademik, bisnis maupun masyarakat luas diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk menerapkan, menjalankan dan menegakkan aturan hukum. Adapun produk hukum yang akan di sajikan meliputi
Undang-undang
Peraturan Penganti Undang-undang
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Keputusan Presiden
Peraturan Presiden
Peraturan Menteri
Keputusan Menteri
Semoga Informasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. atau

Peraturan perundang-undangan dan produk hukum lainnya di sajikan dalam website ini bertujuan untuk memberikan akses informasi yang lebih baik dibidang hukum khususnya di bidang kelautan dan perikanan. Pengetahuan yang baik tentang perundang-undangan bagi stakeholder perikanan seperti pejabat pemerintahan, penegak hukum, komunitas akademik, bisnis maupun masyarakat luas diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk menerapkan, menjalankan dan menegakkan aturan hukum. Adapun produk hukum yang akan di sajikan meliputi

Undang-undang
Peraturan Penganti Undang-undang
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Keputusan Presiden
Peraturan Presiden
Peraturan Menteri
Keputusan Menteri
Semoga Informasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.